10 Penghukuman Tuhan Kepada Mesir

10 Tulah/Wabah Terhadap Mesir
(sumber: https://steemit.com)
Yakub (Israel) pada awalnya tinggal di tanah Kanaan. Lalu pada masa itu terjadilah kelaparan. Sementara Yusuf sudah dipersiapkan YHWH (TUHAN Allah Yang Maha Kuasa) lebih dulu ke Mesir supaya ayah dan saudara-saudaranya memiliki tempat disana dan terhindar dari bencana kelaparan.

Generasi Firaun yang baru tidak lagi mengenal Yusuf. Keturunan Israel semakin berkembang dan membuat Firaun cemas jangan sampai Israel jadi bangsa yang besar dan mengancam Mesir. Maka Firaun membuat peraturan supaya orang-orang Israel tidak semakin banyak sekaligus menerapkan kerja paksa kepada mereka.

Perbudakan yang dialami orang-orang Israel semakin berat dan membuat mereka mengeluh. Sampai akhirnya keluhan mereka didengar oleh YHWH dan akhirnya mengutus Musa untuk membebaskan orang-orang Israel.

Musa datang kepada Firaun dan meminta secara baik-baik untuk membiarkan orang-orang Israel pergi, namun Firaun mengeraskan hatinya. Malah ketika Musa datang kedua kalinya, perbudakan orang Israel semakin diperberat. Kemudian YHWH bertindak dengan memberikan tulah (wabah) kepada Mesir.

Adapun ke-10 tulah tersebut sesuai urutannya:
  1. Sungai dan semua sumber air berubah menjadi darah hingga menewaskan ikan-ikan dan semua kehidupan air lainnya (Keluaran 7:14-25)

    Penjelasan ilmiahnya adalah di semua sumber mata air terjadi peningkatan jumlah ganggang merah sehingga terlihat seperti darah.

    Penajisan terhadap sungai Nil merupakan penghinaan terhadap dewa-dewa sungai Nil seperti Osiris (salah satu dewa utama Mesir; sungai Nil adalah aliran darahnya), Isis, Horus, Hapimon, Tauret, Nu, Sepek.
     
  2. Binatang-binatang amfibi biasanya diyakini sebagai katak (Keluaran 7:26-8:11)

    Ganggang merah selain menyebabkan warna air menjadi merah juga sangat beracun untuk spesies tumbuhan maupun hewan. Katak adalah binatang yang paling sensitif terhadap perubahan lingkungan. Perubahan lingkungan yang drastis menyebabkan katak menjadi stres sehingga hormon reproduksinya pun ikut meningkat. Dengan demikian, populasi katak jadi meningkat drastis dan karena sungai tercemar maka mereka keluar dari sungai dan masuk ke pemukiman penduduk.

    Katak-katak yang keluar dari sungai Nil yang sakral dan berkeliaran dimana-mana menunjukkan bahwa dewi katak Hekt tidak mampu melakukan apa-apa untuk mencegah dan mengendalikan katak-katak tersebut.
     
  3. Nyamuk/agas/kutu (Keluaran 8:12-15)

    Setelah semua katak mati maka otomatis mengakibatkan rantai makanan terputus sehingga populasi hama serangga meningkat ditambah kondisi lingkungan yang kurang bersih mendukung pertumbuhan jumlah serangga.

    Serangga ini dalam bahasa Ibrani ditulis sebagai 'ken' yang berasal dari akar kata 'kanan' yang aryinya menggali, menanami, berakar, bertunas. Kemungkinan serangga ini menggali dan melubangi kulit manusia.

    Kehadiran kutu-kutu busuk akan menjadi penghalang bagi pendeta-pendeta Mesir untuk menjalankan ritual persembahan mereka.
     
  4. Lalat pikat (Keluaran 8:16-28)

    Tercemarnya sungai-sungai karena ganggang merah, mengakibatkan semua ikan mati dan membusuk. Katak-katak juga sudah mati dan menjadi bangkai. Tibalah saatnya lalat tumbuh subur dan berpesta dengan daging busuk.

    Raja para dewa, Khepri memiliki kepala kumbang/lalat. Khepri juga adalah dewa matahari. Kotoran kumbang ditanamkan di dalam kotoran, lalu kemudian menetas dan menjadi kumbang baru. Makanya Khepri mewakili penciptaan dan kelahiran kembali dan secara khusus berhubungan dengan terbitnya matahari dan penciptaan dunia.

    Karena merupakan perwujudan dari dewa, kumbang/lalat tidak boleh diganggu. Tapi karena jumlahnya sangat banyak menimbulkan kekhawatiran ekstrem makanya Firaun meminta Musa untuk menghentikannya.
     
  5. Penyakit/sampar pada ternak (Keluaran 9:1-7)

    Meningkatnya populasi serangga memungkinkan mereka turut membawa bibit penyakit dan menyebarkannya kepada ternak. Selain itu, sumber air minum sudah tercemar oleh ganggang merah, sehingga menjadi kombinasi yang menghancurkan ternak petani Mesir.

    Tulah ini merupakan penghinaan langsung terhadap Khnum (dewa kambing jantan), Mnevis (lembu suci yang diasosiakan sebagai dewa Ra), Apis (dewa banteng), Hathor (digambarkan sebagai sapi yang menyusui Firaun).
     
  6. Barah/bisul yang tidak dapat disembuhkan (Keluaran 9:8-12)

    Selain menyebarkan bibit penyakit pada hewan, serangga juga turut menginfeksi orang-orang Mesir.

    Bahkan para penyihir Mesir pun tidak dapat terhindar dari wabah barah ini. Hal ini menunjukkan ketidakmampuan dewa-dewa yang menyembuhkan penyakit seperti: Thoth (dewa kecerdasan dan pembelajaran medis), Sekhmet (dewi berkepala singa penguasa penyakit epidemik Mesir), Apis, Serapis (dewa kesembuhan), Imhotep (dewa obat-obatan dan penjaga ilmu penyembuhan).
     
  7. Hujan batu es bercampur api (Keluaran 9:13-35)

    Badai hujan es batu bercampur api kemungkinan besar berasal dari erupsi gunung berapi Thera yang berada di kepulauan Santorini (Mediterania), sebelah utara Kreta yang meletus 3500 tahun yang lalu dan menyemburkan jutaan ton abu vulkanik ke atmosfir. Abu panas bercampur awan badai akan menyebabkan anomali cuaca dan kelembaban yang tinggi sehingga menyebabkan terbentuknya es batu dan kemudian jatuh ke Mesir.

    Dimanakah Shu, dewa angin?
    Dimanakah Nut, dewa langit?
    Dimanakah Horus, dewa langit berkepala elang?

    Tulah ini juga menghancurkan monumen-monumen penyembahan dewa-dewa serta patung-patung yang merupakan perwujudan dewa-dewa mereka. Akhirnya Firaun mengakui dosanya dan menyebut nama Allah Israel.

    Keluaran 9:27 Dan Firaun menyuruh memanggil Musa dan Harun, dan berkata kepada mereka: Aku telah berdosa kali ini. YAHWEH-lah yang benar dan aku serta rakyatku yang jahat.
     
  8. Belalang (Keluaran 10:1-20)

    Abu vulkanik akan bertanggung jawab terhadap pengendapan dan kelembaban yang tinggi. Kondisi seperti ini akan mengundang belalang untuk muncul dan bertumbuh pesat. Setiap tanaman yang tidak mati akibat hujan es batu sekarang diserbu oleh gerombolan belalang.

    Dimanakah Nepri, dewa gandum?
    Dimanakah Ermutet, dewa persalinan dan panenan?
    Dimanakah Thermuthis, dewi fertilitas dan panenan?
    Dimanakah Anubis, dewa berkepala anjing penjaga sawah ladang?
    Dimanakah Seth, dewa panenan?
    Dimanakah Osiris, dewa pertanian mereka?
  9.  
  10. Kegelapan selama 3 hari (Keluaran 10:21-29)

    Abu vulkanik yang tebal akan menghalangi sinar matahari sehingga kegelapan memenuhi tanah Mesir.

    Dimanakah Ra, dewa matahari?
    Dimanakah Horus, dewa pemberi cahaya pada matahari terbit?
    Dimanakah Atum, dewa matahari terbenam?
    Dimanakah Shu, dewa cahaya matahari dan udara?
    Dimanakah Ptah, dewa pencipta bulan, matahari, dan bumi?

    Tulah ini juga adalah penghakiman langsung terhadap Firaun yang dianggap sebagai perwakilan dari dewa matahari Ra.
     
  11. Kematian anak-anak sulung pada manusia dan hewan (Keluaran 11:1-12:36)

    Dalam budaya Mesir, anak sulung adalah pewaris utama, jadi anak sulung harus selalu diprioritaskan. Cuaca yang buruk, lingkungan yang buruk, hasil panen yang dirusak hama maupun jamur akan mempercepat kematian anak sulung. Kematian anak sulung akan melumpuhkan sebuah keluarga secara hukum dan emosional.

    Peristiwa ini akan sangat memalukan Isis (dewi kesuburan), Meskhenet (dewi yang memimpin kelahiran anak-anak), Hathor (dewa yang menghadiri kelahiran anak-anak), Min (dewa prokreasi), Selket (penjaga kehidupan), Renenutet (dewi ular kobra pelindung Firaun).

    Malapetaka ini tidak hanya menimpa orang biasa, bahkan juga terhadap Firaun. Ini merendahkan imortalitasnya melalui ketidakkemampuannya untuk melindungi anaknya sendiri, yang juga dianggap sebagai dewa, serta menunjukkan ketidakmampuannya untuk melindungi seluruh tanah Mesir.

    Pada malapetaka yang terakhir, YAHWEH juga menuntut ketaatan dari umat-Nya yaitu mengoleskan darah domba pada pintu rumahnya supaya diluputkan (pass over) dari malapetaka ini.
Setelah tulah yang ke-10 barulah Firaun mau membebaskan orang-orang Israel. Kisah selanjutnya adalah perjalanan orang-orang Israel menuju Tanah Perjanjian yaitu Tanah Kanaan.

Comments

Popular posts from this blog

Domba Yang Tersesat

Dari Perbudakan Mesir Menuju Tanah Perjanjian

Musa Menerima Hukum Taurat di Gunung Sinai