Mengganti Hari TUHAN, Sabat Menjadi Minggu


Hukum Taurat ke-4 (Keluaran 20:8-11)
Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

Hari Sabat dimulai dari Jumat setelah matahari terbenam sampai matahari terbenam di hari Sabtu.

Paulus mengajar di sinagoge pada hari Sabat. Seiring waktu, orang-orang non-Yahudi semakin banyak yang memeluk agama Kristen. Karena mereka bukan Yahudi, praktik agama Yahudi pun mulai hilang dari ritual ibadah mereka.

Justinus Martyr (140 M) menjelaskan penyembahan religius orang Kristen mula-mula, ibadah-ibadah sakramen mereka, dan banyak lagi berlangsung pada hari pertama (Minggu). Para penulis mula-mula lainnya (Dionysius dari Korintus, Ireneus dari Lyons, Clemens dari Aleksandria, Tertullianus, Origenes, Cyprianus, Commodianus, Victorinus) pun menegaskan kalau hari Sabat sudah ditiadakan.

Petrus dari Aleksandria (300 M) berkata: "Kami mengadakan Hari Tuhan sebagai hari sukacita sebab Dia telah bangkit pada hari itu."

Jadi jelas bahwa akar Yahudi sudah terlepas dari praktik agama Kristen mula-mula. Bapa-bapa gereja mula-mula terbiasa beribadah di hari Minggu sebagai ungkapan sukacita Yesus Mesias telah bangkit di hari Minggu. Pemilihan hari Minggu sebagai hari Tuhan adalah kesepakatan bersama karena sudah terbiasa beribadah di hari Minggu.

James Cardinal Gibbons, pemimpin Bishop Katolik Baltimore setuju bahwa perpindahan ke hari Minggu tidak didasari Alkitab, tetap pekerjaan Gereja Katolik sendiri. dalam bukunya, “Kamu boleh baca Alkitab dari Kejadian ke kitab Wahyu, dan kamu tidak akan menemukan sebuah kalimat memerintahkan pengudusan hari Minggu. Ayat-ayat memerintahkan ibadah agama hari Sabtu, hari dimana kita tidak pernah menguduskannya.” (The Faith of Our Fathers, tahun 1876)

312 M, Kaisar Konstantinus I berpindah keyakinan menjadi Kristen. Pada saat itu, Romawi masih menyembah dewa-dewa. Orang-orang Kristen waktu itu putus asa dalam upaya untuk mengkristenkan orang-orang Romawi. Makanya dipilihlah beribadah pada hari Minggu sebagai peringatan kebangkitan Yesus, sekaligus tidak mengubah kebiasaan orang Romawi yang menyembah dewa matahari Apollo di hari Minggu (sun-day). Kekristenan terus berkembang sampai akhirnya pada tahun 380 M, Kaisar Teodosius I memaklumkan agama Kristen Katolik sebagai agama resmi Kekaisaran Romawi dan melarang praktik penyembahan dewa-dewa.

Selain itu, orang-orang Romawi sangat membenci orang-orang Yahudi karena sudah membunuh Yesus Mesias ditambah sepanjang sejarah kolonialisme, orang-orang Yahudi sering memberontak kepada penguasa Romawi, puncaknya tahun 70 M yang berakhir dengan pembakaran Bait Suci dan penghancuran Yerusalem. Jadi mereka sepakat untuk mengganti hari Tuhan menjadi Minggu supaya berbeda dengan praktik agama Yahudi.

321 M, Kaisar Konstantinus memberi perintah:
Pada hari matahari yang dihormati itu, biarlah para pejabat hukum dan orang-orang yang tinggal di kota beristirahat dan biarlah tempat kerja ditutup.

Konsili Laodikia (360 M)
“Orang-orang Kristen jangan menjadi kaum Yahudi dan tidak melakukan apa-apa pada hari Sabat, tetapi harus bekerja pada hari itu; namun demikian, mereka harus, secara khusus menghormati hari Tuhan, dan jika mungkin, tidak bekerja pada waktu itu, sebab mereka adalah orang-orang Kristen.” (Canon 29)

Apa kata Alkitab terkait dengan pelaksanaan Hukum Taurat?
Matius 5:18 Karena Aku (Yesus) berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Comments

Popular posts from this blog

Domba Yang Tersesat

Dari Perbudakan Mesir Menuju Tanah Perjanjian

Musa Menerima Hukum Taurat di Gunung Sinai